Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) melalui Direktorat Komunikasi Pemasaran mengadakan Bimbingan Teknis (BIMTEK) untuk mendukung pengembangan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif melalui media digital.
Bimtek yang digelar di Hotel Radison Medan, Rabu (14/8/2024) fokus pada pelatihan strategi komunikasi pemasaran menggunakan media digital, seperti fotografi, voice over, dan pengelolaan konten digital.
Pelatihan ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha meningkatkan promosi destinasi pariwisata dan produk kreatif mereka secara lebih efektif dan profesional​.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAREKRAF) Sumatera Utara, Laila Jamilah Lubis, menegaskan pentingnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (EKRAF) dalam mendorong perekonomian nasional. Di tengah perkembangan globalisasi dan pesatnya teknologi informasi, pemanfaatan media digital menjadi kunci utama dalam mengembangkan dan memasarkan potensi daerah.
Media digital, seperti media sosial, situs web, dan aplikasi mobile, telah mengubah cara masyarakat berinteraksi, mendapatkan informasi, dan membuat keputusan, termasuk dalam bidang pariwisata. Melalui platform ini, Sumatera Utara dapat mempromosikan destinasi wisata dan produk ekrafnya tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga di pasar internasional.
Laila Jamilah Lubis juga menekankan bahwa konten berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan audiens adalah kunci dalam strategi komunikasi pemasaran. Dalam konteks pariwisata, ini berarti menampilkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keunikan lokal secara visual dan informatif. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat menjadi elemen krusial dalam mencapai tujuan ini.
“Sebagai bagian dari upaya promosi, Disbudparekraf Sumut baru-baru ini telah mengadakan famtrip “Road To PON XXI Aceh-Sumut, untuk memperkenalkan Pekan Olahraga Nasional yang akan dilaksanakan pada 8-20 September 2024. PON XXI ini merupakan kesempatan besar bagi Sumatera Utara untuk meningkatkan citra daerah sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia, dengan harapan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan memperkuat sektor ekonomi kreatif​,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nova Arisne menyampaikan dengan masuknya era revolusi industri 4.0, digitalisasi telah menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat dihindari. Transformasi ini tidak hanya berdampak pada sektor bisnis dan teknologi, tetapi juga pada bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (EKRAF). Di tengah perubahan ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) terus beradaptasi dengan mengadopsi teknologi dalam menyusun strategi promosi dan publikasi.
Kemenparekraf berupaya untuk menyebarkan semangat digitalisasi ini kepada para pelaku pariwisata dan ekraf di daerah, termasuk di Sumatera Utara, yang memiliki potensi besar dalam sektor ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital, pemasaran pariwisata dan produk ekraf diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sumatera Utara, dengan kekayaan budaya dan alamnya, memiliki peluang besar untuk menarik wisatawan nusantara dan mancanegara. Melalui strategi pemasaran digital yang efektif, provinsi ini dapat semakin dikenal, tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga sebagai pusat produk ekraf yang berkualitas.
Adopsi teknologi dalam pemasaran ini tidak hanya meningkatkan daya saing di pasar global tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, termasuk penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Kemenparekraf berkomitmen untuk mendukung dan membimbing para pelaku pariwisata dan ekraf di seluruh Indonesia agar siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital ini.
Dengan demikian, digitalisasi bukan hanya menjadi alat, tetapi juga semangat yang menuntun perubahan positif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan ikut turut serta mengatakan Mmelalui bimbingan teknis (BIMTEK) yang telah dilaksanakan, para pelaku industri kreatif kini semakin percaya diri untuk bersaing dalam promosi di media sosial. Pelatihan tersebut mengungkapkan bahwa promosi yang efektif di platform digital tidak semata-mata bergantung pada penampilan fisik yang sempurna. Sebaliknya, dengan memanfaatkan teknik yang diajarkan dalam bimtek, seperti fotografi berkualitas, narasi yang kuat, dan penggunaan voice over yang menarik, pelaku usaha dapat menciptakan konten promosi yang memikat.
Saat ini, tanpa disadari, banyak orang telah melakukan promosi pariwisata secara cuma-cuma di media sosial. Misalnya, ketika mengunjungi restoran atau menemukan spot foto menarik, tindakan pertama yang dilakukan seringkali adalah mengambil foto dan membagikannya di berbagai platform media sosial. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut bisa diarahkan menjadi promosi yang lebih profesional dan bahkan mendatangkan penghasilan.
Dengan pelatihan yang telah diberikan, pelaku industri kreatif diharapkan dapat mengoptimalkan kebiasaan ini melalui teknik pemasaran yang lebih terstruktur, sehingga promosi yang dilakukan tidak hanya sekadar hobi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata.
Penulis: Septianda Perdana
Editor: Imam Almuttaqin Habibullah