Medan – Umat Hindu Tamil di Medan merayakan Thaipusam dengan rangkaian ritual keagamaan yang sarat dengan nilai spiritual dan pengorbanan. Salah satu tradisi yang menarik perhatian dalam perayaan ini adalah tusuk diri, yaitu ritual menusukkan benda tajam ke pipi, lidah, dan tubuh sebagai bentuk penebusan dosa serta ungkapan rasa syukur.
Sebelum melakukan ritual tusuk diri, para peserta menyiapkan berbagai benda tajam seperti tombak kecil, jarum besi, dan kawat runcing dengan penuh kehati-hatian. Mereka juga menjalani doa dan meditasi sebagai persiapan fisik serta spiritual sebelum prosesi dimulai.
Perayaan Thaipusam yang berlangsung pada Selasa (11/2/2025) diawali dari Taman Beringin Medan dan berakhir di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar, Jalan Kebun Bunga. Arak-arakan ini diiringi dentuman gendang serta nyanyian doa yang menggema sepanjang rute prosesi.
Dalam prosesi ini, banyak peserta berada dalam kondisi kesurupan spiritual dan membawa kavadi, yaitu struktur berat yang dihiasi bunga serta lonceng sebagai simbol pengabdian kepada Dewa Murugan. Mereka meyakini bahwa dalam kondisi tersebut, mereka memperoleh kekuatan serta perlindungan dari Dewa Murugan, sehingga tidak merasakan sakit meskipun tubuh mereka ditusuk benda tajam.
“Saya melakukan ini sebagai nazar setelah doa saya terkabul,” ujar Ramesh, salah satu peserta yang menusukkan tombak kecil ke pipinya. Ia mengaku tidak merasakan sakit dan percaya bahwa keyakinannya kepada Dewa Murugan memberikan perlindungan selama prosesi berlangsung.
Ritual tusuk diri ini menarik perhatian masyarakat serta wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keunikan budaya Thaipusam. Meski terlihat ekstrem, para peserta menjalani ritual ini dengan persiapan spiritual dan fisik yang matang.
Perayaan Thaipusam di Medan tidak hanya menjadi ajang peribadatan, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya yang tetap lestari di tengah perkembangan zaman.
Penulis: Septianda Perdana
Editor: Imam Almuttaqin Habibullah
